Pages

Friday, October 23, 2009

bulan sebulan

Hehe, maap. Udah sebulan gak mampir, tiba-tiba langsung nyolot. Punteun atuh yaaaaa...

Jadi gini, saya itu punya kesulitan menghadang rasa malas. Kadang niat di hati udah lillahi ta’ala tapi ngejalaninnya tuh na’udzubillah susahnya. Meuni ka bina-bina teuing kalo kata orang sunda mah. Jadi nih, pemikiran dan uneg-uneg udah bejubel di otak. Malah, pas mpup udah merangkai kata sampai kalimat tapi ujung-ujungnya males juga buat nulis.  Tapiiiiii, kemaren sempet buka-buka USB dan nemuin tulisan yang yaaa, nggak lama-lama banget juga. Tapi kayaknya seru juga kalo dibagi.

"Hmm... malem-malem bikin nasi goreng cuma bermodal nasi, telor, sosis, mentega, garem dikit. Jadinya? Ya ala kadarnya tapi saya nikmati di depan komputer sambil ‘menggagahi’ tuts keyboard. Hahaha, jangan mengerenyit dengan bahasa saya tadi, kadang dalam beberapa tulisan dalam konteks pekerjaan, saya memang suka menggunakan bahasa atau pengandaian yang rada anonoh. Jadi mohon dimaklumi.

Anyway, siang tadi di tengah jadwal deadline yang makin mengetat dan editan (bahkan re-write) sana-sini, saya masih sempat nonton serial Gossip Girl. Well, dari dulu saya memang penggemar serial TV bule yang kalau kata teman saya, “lu tau gak? TV series itu di sono mah sama aja kayak sinetron.” Tapi bodo amat lah, toh serial TV bule masih beberapa tingkat lebih tinggi levelnya dibanding sinetron di sini yang kalo pemeran utamanya mati, eh tiba-tiba ada kembarannya yang masih hidup, (si Marvel, si Nabila sampe sinetronnya Manohara jalan ceritanya persis begini).  Well, i know, even am not living that Manhatthan life just like Gossip Girl, am definetly not a doctor like those people on Grey’s Anatomy and am not yet a housewive just like Teri Hatcher and Eva Longoria on The Desperate Housewives, BUT just by watching them living a life on those series has made me clear that no one can live a life just like what they want or expect.

Iiih, muter-muter, padahal saya tuh mau ngomongin ini;

Sebenarnya ada dua kata yang belakangan saya pikirkan perbedaan dan persamaannya. Usaha dan maksa. “Manusia berUSAHA tapi Tuhan yang berkehendak”, itu namanya maksa gak? Atau “Kadang biar skripsi selesai kita kudu MAKSAin”, nah kalau ini termasuk usaha gak? Kadang yang bikin saya bingung, eksekusi antara usaha dan maksa itu sama persis. Misal, kalo pacaran, cowok suka warna hijau dan cewek suka warna putih. End up-nya baju garis-garis putih hujau yang bakal sering dipake si cewek atau si cowok kalau ketemuan. Dan menurut saya, itu maksa karena mereka gak punya warna kesukaan yang sama dan usaha to make things work. Iya gak sih? Jadi maksa sama usaha sama dong? Gak tau juga sih, setau saya maksa itu negatif dan usaha itu positif. Nah, itu yang membuat orang lebih menggunakan kata ‘usaha’ untuk memaksakan sesuatu. Kalo nggak percaya, tes aja sendiri. Pas janjian sama temen yang waktunya bentrok, kadang kita suka bilang “ya udah, gue usahain dateng deh.” Padahal kita ‘sedang’ memaksa untuk datang padahal kita tau waktunya bentrok.

Dalam hubungan, saya sendiri tengah ‘figuring’ makna serta arti antara maksa dan usaha. Tiga tahun pacaran, nggak mungkin kami atau saya nggak maksa untuk make this work. While “kita nggak usah maksain” sentence is a must-obey-rule in our relationship. Tapi ada sedikit titik cerah belakangan ini. Mungkin USAHA adalah ketika kita punya keinginan dan tujuan yang SAMA tapi menuju ke sana (baca: tujuan dan keinginan) jalannya agak sulit, so we have to try to make it happen. Sedangkan maksa, dua keinginan yang berbeda (misal: saya mau, kamu enggak) harus dijadikan sama. Pilihannya, antara saya jadi ‘enggak’ atau kamu yang jadi ‘mau’.

Okay, you must wondered why am i so much complicated on this thing. Pertama, saya pengen membuktikan kalau sesuatu bisa terjadi karena kita mau usaha, bukan karena maksa. Dan antara usaha dan maksa, punya makna yang berbeda. Jadi ketika kita berselisih paham, stop saying that “kita nggak usah maksain” because we are not! If we had same vision on things, THEN WE ARE JUST TRYING TO MAKE IT HAPPEN."

3 comments: