Pages

Monday, October 20, 2008

musik & selera kuping

Ternyata event SOULNATION yang saya datangi kemarin ternyata gak sesuai harapan. Acara ini gak seramai Jak Jazz atau Java Jazz. Mungkin karena event perdana, jadi espektasi orang gak seperti acara-acara Jazz. Tapi saya baru sadar, kalau ternyata kuping saya gak bisa gitu aja mencerna semua musik yang masuk ke telinga saya. Semalam saya nonton Tony Toni Tone, Rap Battle, Aditya dan Soulvibe. Tapi Cuma dua penampilan terakhir yang bisa saya nikmati. Selebihnya, saya hanya mencoba mendengarkan dan merasakan apakah musiknya bisa masuk ke telinga. Ternyata enggak.

Saya memang bukan tipe pendengar segala. Kuping saya selalu saja picky kalau soal musik. Aliran drum and bass sampai sekarang menjadi aliran yang susah saya ngerti. Walaupun saya coba nikmati, tapi tetap saja jatuhnya maksa. Dan seolah sok asik dengan bilang “hmm, lumayan.” *hahahaa, nggak banget, kan?*

Lalu, apa yang saya suka? Selera musik saya gak terlalu canggih laah. Kebanyakan musik yang saya suka, disukai banyak orang juga. Jadi saya bukan penganut ekslusifitas musik dan musik (sok) ekslusif. Sepanjang masih Jason Mraz, Raul Midon, Joss Stone, Imogen Heap, Death Cab, Colbie Calliat, Jack Johnsson, Club 8 bahkan Amazing in bed, Soulvibe, 21st night, Peterpan sampai ST 12, kuping saya masih gak bergeming.

Oia, band terakhir yang saya sebut, ST 12. Saya juga baru sadar tuh kalau saya suka beberapa lagu andalan mereka. Teman-teman kantor bilang saya norak kalau suka lagu Puspa atau Cari Pacar Lagi. Kenapa ya? Emang musik seperti apa yang dipandang banyak masyarakat adalah musik yang oke? Karena menurut saya ya, selera itu adalah hal yang relatif. Artinya gak semua orang sama. Tapi banyak orang yang membuat opini seolah-olah dengan menyukai musik tertentu atau band yang belum diketahui banyak orang, dia pasti punya selera musik tinggi dan keren. Blah.

Tinggi rendahnya musikalitas siapa yang bisa ngukur sih? Apa coba patokan pada musikalitas tinggi atau selera yang oke? Semuanya itu kan tergantung dari tiap-tiap individu.

Buat saya (mulai sekarang), gak ada musik bagus atau jelek. Yang ada musik yang disukai dan tidak.

p.s. percaya deh, setelah nulis ini saya gak akan nyela tiap Cinta Laura atau Kangen Band nyanyi. Ampuuuunn.

3 comments:

  1. lain kali tiketnya minta tuker duit aja deh...

    ReplyDelete
  2. ada! ada standar musik bagus. standarnya itu ada di nada, lirik dan sound. kalau soal style, kostum, itu bisa jadi standar juga ga ye?

    hmm. soal selera. itu berarti ngomongin industri musik. dan emang ga bakal nyambung. lagu bagus belum tentu laku. lagu yang ga bagus, bisa aja laku. invisible hand yang ngatur tuh. :)

    tau lagu yang banyak orang ga tau? itu keren! keren kan salah satu bentuknya, eksklusif. :)

    Kangen band dan cinta laura? cela aja. emang jelek kok. :P

    ReplyDelete
  3. aditya kalau live bukannya bagus ya?

    ReplyDelete